Pacitan – Puluhan aktivis dari Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pacitan menggelar unjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan pada Kamis siang. Mereka memprotes rencana KPU untuk menggelar dangdutan dalam acara peluncuran Pilkada yang dijadwalkan pada 8 Juni mendatang di Alun-Alun Pacitan.
Dalam aksinya, para demonstran membentangkan spanduk bertuliskan “KPU Komisi Penghambur Uang” dan mengecam rencana hiburan orkes dangdut dengan artis papan atas dari Jawa Timur yang dianggap tidak tepat untuk mensosialisasikan tahapan Pilkada.
Koordinator aksi, Muhamad Tonis Dzikrullah menilai kemasan acara launching yang mengundang artis dangdut ternama tidak efektif untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
“Berani jamin tidak, kalau dangdutan nanti meningkatkan partisipasi pemilih, saya yakin tidak. Ya mungkin kalau tujuannya meningkatkan partisipasi pemilih bisa menggandeng teman media.” katanya
Aksi demo menjadi tegang saat anggota polisi menutup pintu gerbang KPU dan tidak ada komisioner KPU yang bersedia menemui para mahasiswa. Saling dorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa bahkan terjadi, dengan ban bekas dan bahan bakar minyak telah disiapkan di depan pintu gerbang.
Setelah berdiskusi lama, Ketua KPU Kabupaten Pacitan, Sulistyorini, akhirnya bersedia menemui mahasiswa dan menjelaskan bahwa acara tersebut tidak hanya berupa konser dangdut, melainkan juga peluncuran jingle/maskot dan sosialisasi tahapan Pilkada. Sulistyorini mengatakan bahwa acara tersebut akan menelan anggaran sebesar 175 juta rupiah untuk pembiayaan event yang digarap oleh pihak ketiga.
Dalam aksinya, GMNI menilai bahwa kemasan acara yang mengundang artis dangdut ternama tidak efektif untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Mereka berpendapat bahwa dana launching seharusnya dialihkan untuk tambahan honor petugas pemungutan suara di lapangan.
Ketua KPU Pacitan, Sulis Setyorini, mengapresiasi kepedulian generasi muda terhadap proses demokrasi di Pacitan. Terkait kritik GMNI atas event launching Pilkada, pihaknya menyatakan bahwa launching Pilkada merupakan tahapan yang sesuai aturan dan bukan hanya menggelar konser dangdut semata, namun juga ada seremonial lain yang melibatkan kearifan lokal Pacitan.
Sulis menegaskan bahwa anggaran sekitar 175 juta rupiah untuk acara tersebut tidak hanya untuk konser dangdut, tetapi juga mencakup kegiatan pengajian, kesenian rontek, badut sinampurna, dan kegiatan lainnya yang melibatkan kesenian lokal.
“Anggaranya sekitar 175 juta. Itu Bukan hanya kegiatan konsernya saja, rangkaian acara ini kami gali dari kesenian lokal,” Kata Rini.
KPUD Pacitan juga akan mensosialisasikan tahapan Pilkada Pacitan melalui kegiatan berbasis Ormas, OKP, Media Gathering, KPU Goes To School, dan peran serta PPK PPS di lapangan. Sebelumnya, KPUD juga telah menggelar lomba cipta maskot Pilkada dan lomba cipta jingle Pilkada sebagai bagian dari rangkaian acara tersebut.