Tumpah Ruah Warga Saksikan Upacara Adat Ceprotan di Desa Sekar, Pacitan

DONOROJO – Upacara adat Ceprotan di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan kembali digelar pada Senin (13/5) petang, mengundang perhatian masyarakat luas. Ribuan warga dari berbagai daerah, termasuk luar Pacitan, memadati lapangan desa untuk menyaksikan serangkaian prosesi adat Ceprotan.

Keramaian pengunjung semakin terasa menjelang petang, khususnya saat dua kelompok berbaju serba hitam bersiap untuk perang Ceprotan. Dua regu ini saling melemparkan cengkir atau kelapa yang dikuliti dan direndam hingga melunak. Perang cengkir terjadi setelah sesaji ingkung (ayam panggang utuh) dicuri, dan pencuri ingkung dilempari cengkir dari dua arah yang saling berhadapan.

Read More

Aksi saling lempar ribuan cengkir ini menjadi salah satu momen puncak dalam rangkaian upacara adat Ceprotan, diiringi doa dan harapan yang dipanjatkan seluruh masyarakat. 

“Dengan tradisi ini, diharapkan masyarakat Desa Sekar gemah ripah loh jinawi (kondisi wilayah yang subur dan masyarakat yang makmur),” ujar Miswandi, Kepala Desa Sekar.

Ceprotan merupakan tradisi turun temurun yang rutin dilaksanakan setiap tahun pada hari Senin Kliwon, bulan Longkang atau Sela dalam kalender Jawa. Tradisi ini erat kaitannya dengan tokoh bernama Ki Godhek, orang pertama yang berperan dalam terbentuknya Desa Sekar.

Di balik ritual sakral Ceprotan, ada tradisi khusus yang dilakukan warga setempat. Seluruh warga di Dusun Krajan, Desa Sekar, menyiapkan berbagai makanan termasuk ingkung, yang kemudian dibawa ke balai desa pada pagi hari untuk disantap bersama penduduk sekitar.

Bupati Indrata Nur Bayuaji berharap agar Ceprotan semakin dikenal luas sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang menjadi kebanggaan Pacitan.

 “Ceprotan ini sudah teruji dalam pelaksanaan dengan jumlah penonton yang luar biasa besar. Masyarakat melestarikan, daerah akan berupaya meningkatkan dan mengenalkan Ceprotan ke masyarakat luas melalui pemerintah provinsi maupun pusat,” ujar Mas Aji

Bupati juga mengapresiasi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan upacara adat Ceprotan. Event budaya yang berlangsung selama 3 hari ini juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Related posts