Tulakan – Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional tahun 2024 di Pacitan menggelar simulasi evakuasi gempa, menyasar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kegiatan ini diinisiasi oleh Rumah Zakat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, sebagai bentuk peningkatan kapasitas warga sekolah dalam menghadapi ancaman bencana.
Pada Kamis, 2 Mei 2024, Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Tulakan dipilih sebagai lokasi simulasi. Sebelumnya, sekolah ini telah mengikuti program Satuan Pendidikan Aman Bencana yang merupakan kerjasama antara BPBD Kabupaten Pacitan dan Rumah Zakat Action.
“Kali ini peringatan HKB kita menyasar siswa sekolah, setelah sebelumnya warga masyarakat pesisir,” Kata Indar Siswoyo Relawan Rumah Zakat Pacitan
Simulasi tersebut menggambarkan situasi saat terjadi gempa besar, di mana siswa dan tenaga pendidik berusaha menyelamatkan diri. Mulai dari berlindung di bawah meja, mengangkat kursi sebagai pelindung kepala, hingga evakuasi ke halaman sekolah.
Lonceng sekolah dipukul sebagai tanda bahaya, sementara guru dan petugas mengidentifikasi ulang seluruh warga sekolah untuk memastikan keselamatan.
Ketua Organisasi Intra Sekolah, Anjar Prasetyo, mengungkapkan bahwa melalui simulasi ini, siswa dan tenaga pendidik dapat memahami tata cara penyelamatan diri yang benar. Peta risiko menjadi dasar sekolah ini berstatus Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Simulasi evakuasi gempa di SMP Negeri 3 Tulakan, Pacitan, merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Melibatkan seluruh elemen sekolah, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya persiapan menghadapi ancaman bencana alam.
Setelah sukses dengan simulasi evakuasi gempa, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Tulakan, Pacitan, mendapatkan pelatihan pemadaman api dan penanganan binatang berbahaya.
Kegiatan ini diadakan oleh Damkar Satpol PP Kabupaten Pacitan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi berbagai situasi darurat.
Materi pelatihan pemadaman api melibatkan praktik langsung, di mana para siswa dan guru belajar cara memadamkan api dari panci yang terbakar. Mereka dilatih dalam menangani kebakaran ringan dengan cara yang aman dan efektif.Selanjutnya, materi penanganan binatang berbahaya seperti reptil dibawakan oleh Damkar Satpol PP Kabupaten Pacitan.
Dalam praktiknya, ular jenis piton digunakan sebagai contoh kasus. Siswa-siswi terlihat antusias dalam memegang dan belajar cara penanganan yang benar terhadap binatang tersebut, meskipun ular itu tidak berbisa.