ndablek.com – Sejumlah mahasiswa di Kabupaten Pacitan menegaskan sikap mereka melalui deklarasi yang digelar di depan Kampus STKIP PGRI Pacitan pada Sabtu (4/2/2024). Dalam deklarasi tersebut, mereka menolak politisasi kampus menjelang Pemilu 2024.
Fatima Nurwarisma, Presiden BEM STKIP PGRI Pacitan, menyatakan bahwa deklarasi ini muncul karena keresahan mahasiswa terhadap potensi politisasi kampus dalam kontestasi politik mendatang. Menurutnya, mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga netralitas kampus dan memastikan pemilu berjalan damai, jujur, dan adil.
“Kami mengajak kaum muda, khususnya mahasiswa di Pacitan, agar tahu bagaimana teknis dan konsep pemilu supaya bisa berlangsung tertib,” ungkap Fatima.
Deklarasi tersebut memiliki lima poin tuntutan, antara lain:
1. Mahasiswa Pacitan siap mengawal pemilu demi suasana yang damai, jujur, dan adil.
2. Komitmen melawan politisasi di dalam kampus serta melawan kampanye hitam dan isu-isu hoax yang dapat memecah belah anak bangsa.
3. Berupaya menegakkan keadilan pemilu demi menciptakan demokrasi yang sehat.
4. Melawan provokasi yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Siap menjunjung tinggi kebebasan berpendapat sesuai norma hukum Republik Indonesia.
Muhammad Tonis Dzikrullah, Koordinator Deklarasi Mahasiswa Pacitan, menambahkan bahwa gerakan ini bermula dari keresahan bersama dan merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap Pemilu 2024. Tonis optimis bahwa gerakan ini akan menjadi riak yang membentuk ombak besar di masyarakat.
“Dengan gerakan ini, kami berharap mahasiswa dengan basis massa yang besar akan mengadopsinya,” ujar Tonis.
Dengan deklarasi ini, seluruh mahasiswa di Kabupaten Pacitan menunjukkan ketegasan dan kesatuan dalam menolak politisasi kampus menjelang Pemilu 2024, dengan harapan dapat menciptakan suasana pemilu yang demokratis dan berintegritas.